''Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah dan tidak
ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.'' (HR Ahmad dan Al-Bazzaar).
Hadis di atas, walaupun pendek, syarat makna. Rasulullah SAW mengisyaratkan
satu hal yang penting, yaitu tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki
amanah. Hal ini disampaikan agar kita memperhatikan pesan Rasulullah dan kita
wajib menunaikan amanah kepada yang berhak. Diperintahkan Allah SWT dalam
firman-Nya, ''Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya ....'' (QS An-Nisaa': 58).
Ini berarti bahwa yang diperintahkan Allah kepada kita adalah bukti iman,
sedangkan lawannya, yaitu mengkhianati amanah, merupakan bukti kemunafikan.
Dinyatakan dalam sebuah hadis, ''Ada
empat hal, jika keempat-empatnya terdapat pada diri seseorang, berarti dia
benar-benar murni seorang munafik, sedangkan orang yang menyimpan salah
satunya, berarti terdapat pada dirinya salah satu tanda orang munafik, sampai
ia meninggalkannya. Jika diberi amanah ia berkhianat, jika bicara ia berdusta,
jika berjanji ia ingkar, dan jika bermusuhan ia keji.'' (HR Bukhari dan
Muslim). Memenuhi janji merupakan syarat asasi bagi keberadaan iman dalam hati
seorang hamba, sebagaimana disinggung dalam firman Allah mengenai sifat
orang-orang mukmin, ''Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah yang
(dipikulnya) dan janjinya.'' (QS al-Israa': 34).
Dalam ayat lain, ''Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila
kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu, sesudah
meneguhkannya, sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap
sumpah-sumpahmu itu) ....'' (QS An Nahl: 91).
Dari dua ayat di atas, hendaknya kita menunaikan amanah dan
menepati janji agar kita menjadi kaum mukminin sejati. Ingatlah akan firman
Allah SWT, ''(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah
perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada
mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka
itulah orang-orang yang merugi.'' (QS Al-Baqarah: 27).
Kita harus memulai dari diri kita untuk menunaikan amanah itu agar
terhindar dari sifat munafik yang disebutkan dalam hadis di atas. Wallahu a'lam
bish shawab.